Nyanyian Rakyat (Folksongs)
Menurut Jan Harold Brunvand,
nyanyian rakyat adalah salah satu genre
atau bentuk folklor yang terdiri dari kata-kata dan lagu, yang beredar secara
lisan di antara anggota kolektif tertentu, berbentuk tradisional, serta banyak
mempunyai varian (Brunvand dalam danandjaja, 2002 : 141)
Berbeda dengan kebanyakan
bentuk-bentuk folklor lainnya, nyanyian rakyat berasal dari bermacam-macam
sumber dan timbul dalam berbagai macam media. Dalam nyanyian rakyat kata-kata
dan lagu merupakan dwitunggal yang tak terpisahkan.
Jenis-jenis Nyanyian Rakyat :
Berhubung nyanyian rakyat
terdiri dari dua unsur yang penting, yakni lirik (kata-kata) dan lagu, maka
sudah tentu dalam kenyataannya dapat saja terjadi bahwa salah satu unsurnya
akan lebih menonjol daripada unsur yang lain.
Pulo Karampuang
Oh pulo karampuang
Di olona mamuju
Merio-rio nikita
Di wattu simbar karampuang
Karaomo lampana tonisenga’ di ate
Ateku’ rapang nikojo
Bennu bulo pammoso
Pallarina utara
Situru-turu’ salatang
Pangkata nda’ko di ia
Di tomarao
Translasi :
Pulau Bulan
Oh pulau bulan
Di depannya mamuju
Bersenang-senang dilihat
Di waktu munculnya bulan
Jauh sudah perginya yang diingat di hati
Hatiku seperti diiris
Bambu yang tajam
Angin bertiup dari utara
Begitu juga selatan
Sampaikan ke dia
Yang jauh disana
Sebelum
saya membahas mengenai lagu Pulo Karampuang diatas saya akan menyinggung
sedikit mengenai Pulau Karampuang itu sendiri.
Pulau Karampuang adalah sebuah pulau
yang berada di Kecamatan Simboro Kepulauan, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi
Barat. Pulau ini memiliki luas sekitar 6 Km2 dan kepopulerannya sudah tidak diragukan lagi di
Pulau Sulawesi. Pulau Karampuang merupakan lahan hutan kota Mamuju. Selain itu,
pulau ini juga menjadi salah satu obyek wisata di Mamuju.
Karampuang yang berasal dari bahasa
Mamuju kalau diartikan dalam bahasa Indonesia artinya rembulan atau bulan
purnama. Sebenarnya nama asli pulau itu adalah Pulau Liutang namun seorang
biduan dari Mamuju, Andi Maksum, memuji keindahan pulau itu ibarat rembulan
dalam sebuah lagu yang berjudul Karampuang. Maka akhirnya nama ini yang lebih
populer untuk menyebut nama pulau itu dibanding dengan nama aslinya.
Ada versi lain dalam soal nama
Karampuang. Konon pulau itu menjadi tempat persembunyian para raja dari kejaran
tentara Belanda, di masa kolonialisme. Persembunyian dinamakan karampuang sebab
kata itu disusun dari Kara artinya karang, batu, atau pulau; dan Puang artinya
bangsawan, ningrat, raja (maradika). Dari gabungan dua kata itu membentuk
sebuah arti pulau para raja atau pulau para bangsawan. Bahasa itu berasal dari
bahasa suku di Sulawesi
seperti Bugis, Makassar, dan Toraja.
Seperti
yang sudah tertera diatas Karampuang itu bisa berarti rembulan ataupun bulan
purnama. Disini saya akan menerjemahkan sedikit mengenai lagu Pulo Karampuang
ini jika di perhatikan dari lirik lagu tersebut dapat dikatakan bahwa
sesungguhnya lagu ini bercerita tentang kerinduan seseorang.
Ada
yang menarik dari asal usul pulau karampuang ini, jika kita mencari artinya di
internet maka tertulis bahwa Pulau Karampuang ini dikatakan hati yang dihilangkan.
Karaomo lampana tonisenga’ di ate ‘Jauh sudah perginya yang diingat
di hati’
Ateku’ rapang nikojo ‘Hatiku seperti
diiris’
Bennu bulo pammoso ‘Bambu yang tajam’
Pallarina utara ‘Angin
bertiup dari utara’
Situru-turu’ salatang ‘Begitu juga selatan’
Pangkata nda’ko di ia ‘Sampaikan ke dia’
Di tomarao ‘Yang
jauh disana’
Dari
lirik tersebut terlihat jelas bahwa seseorang yang menahan rindu dan berharap
angin dari utara maupun selatan menyampaikan rasa rindunya itu. Namun jika kita
mendengar lagu ini dan pembawaannya maka kita akan mengira lagu ini tentang
kebahagian.
Referensi :
Danandjaja, James. 2002. Folkor Indonesia, Ilmu gosip, dongeng, dan
lain-lain. Jakarta : PT Pustaka Utama Grafiti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar